Technopreneur
- Ringkasan Golden Circle -
Dalam konteks video tersebut, Golden Circle merujuk pada sebuah konsep yang dikembangkan oleh Simon Sinek dalam bukunya yang berjudul "Start with Why". Konsep Golden Circle ini terdiri dari tiga lingkaran yaitu "What" (Apa), "How" (Bagaimana), dan "Why" (Mengapa). Pada umumnya, banyak orang dan organisasi memulai dengan menjelaskan "Apa" yang mereka lakukan, diikuti dengan penjelasan tentang "Bagaimana" mereka melakukannya. Namun, konsep Golden Circle menekankan pentingnya memulai dengan "Mengapa" mereka melakukannya. Dalam video tersebut, pemilik rekaman menjelaskan bahwa guru-guru di sekolah fokus pada "Apa" dan "Bagaimana" membaca, tetapi tidak memberikan penjelasan yang memadai mengenai "Mengapa" membaca itu penting. Sebaliknya, para mentor sukses yang menginspirasi pemilik rekaman menghubungkan membaca dengan tujuan pribadi, kesuksesan hubungan, dan kesuksesan bisnis. Mereka memulai dengan "Mengapa" dan menjelaskan bagaimana membaca dapat membantu mencapai tujuan tersebut. Dengan menggunakan konsep Golden Circle, video tersebut menggarisbawahi pentingnya memulai dengan "Mengapa" dalam menginspirasi tindakan dan komunikasi yang efektif, baik dalam membaca maupun dalam menjual produk atau ide kepada orang lain.
Golden Circle adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Simon Sinek dalam bukunya "Start with Why". Konsep ini mengilustrasikan tiga lingkaran yaitu "What" (Apa), "How" (Bagaimana), dan "Why" (Mengapa). Setiap lingkaran mewakili elemen penting dalam komunikasi dan kepemimpinan.
- "What" (Apa): Ini adalah lingkaran terluar yang mewakili apa yang kita lakukan secara konkret. Ini mencakup produk atau layanan yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan atau tujuan dan tugas yang dilakukan oleh individu.
- "How" (Bagaimana): Lingkaran kedua menjelaskan bagaimana kita melakukan apa yang kita lakukan. Ini mencakup metode, proses, dan taktik yang digunakan untuk mencapai tujuan atau menyampaikan produk atau layanan.
- "Why" (Mengapa): Ini adalah inti dari Golden Circle. Lingkaran terdalam ini mencerminkan alasan, nilai, dan tujuan yang mendasari apa yang kita lakukan. Mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan adalah motivasi dan tujuan yang lebih dalam yang memberikan makna dan inspirasi.
Penerapan Golden Circle melibatkan memulai dengan "Why" dan kemudian bergerak ke "How" dan "What". Pendekatan ini membantu seseorang atau organisasi untuk lebih efektif berkomunikasi, menginspirasi orang lain, dan mempengaruhi tindakan mereka. Dalam konteks kepemimpinan, mengkomunikasikan "Why" dengan jelas dapat membantu memotivasi dan mempengaruhi orang lain.
Contoh Studi Kasus Penggunaan Golden Circle:
Sebagai contoh, perusahaan teknologi Apple menggunakan Golden Circle dalam strategi pemasaran mereka.
- "Why": Apple berkomitmen untuk mengubah dunia dengan menghadirkan produk inovatif yang mendobrak konvensi dan memberikan pengalaman yang luar biasa bagi penggunanya. Mereka percaya bahwa teknologi harus sederhana, elegan, dan mudah digunakan.
- "How": Apple mencapai visi mereka dengan menggabungkan desain yang indah, antarmuka yang intuitif, dan integrasi yang mulus antara perangkat dan perangkat lunak mereka.
- "What": Apple menawarkan berbagai produk seperti iPhone, MacBook, dan iPad, dengan fitur-fitur canggih yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
Studi kasus tersebut menggambarkan bagaimana Golden Circle membantu dalam membangun merek yang kuat dan mempengaruhi perilaku konsumen. Dengan menyoroti "Why" mereka, perusahaan dapat menghubungkan secara emosional dengan audiens mereka dan membedakan diri dari pesaing di pasar.
- Ringkasan Lean Canvas Model -
Video tersebut menjelaskan penggunaan Lean Canvas untuk merancang bisnis restoran vegan di area Puzzler. Pelanggan target adalah vegan berusia 25-35 tahun dengan penghasilan tinggi. Gagasan bisnis ini mencoba memecahkan masalah kurangnya restoran vegan di area tersebut. Solusinya adalah membuka restoran vegan dengan makanan berkualitas tinggi, lokasi strategis, dan layanan cepat. Saluran pemasaran yang dipilih adalah iklan luar ruangan dan grup Facebook, dengan fokus pada rekomendasi dari mulut ke mulut. Metrik yang digunakan untuk mengukur kesuksesan bisnis termasuk jumlah pelanggan yang kembali, kualitas makanan, dan waktu pelayanan. Estimasi biaya dan pendapatan awal dilakukan untuk menghitung biaya perolehan pelanggan dan nilai seumur hidup pelanggan. Validitas Lean Canvas akan diuji melalui tes Minimum Viable Product (MVP).
Lean Canvas Model adalah sebuah alat yang digunakan dalam pengembangan bisnis dan perencanaan strategis. Model ini dibuat oleh Ash Maurya dan digunakan untuk menggantikan Business Model Canvas. Lean Canvas menyediakan kerangka kerja yang sederhana namun komprehensif untuk merancang, menguji, dan mengubah model bisnis dengan cepat.
Penerapan Lean Canvas dimulai dengan mengidentifikasi sembilan elemen kunci dalam bisnis, yaitu Segmen Pelanggan (Customer Segments), Masalah (Problem), Solusi (Solution), Proposisi Nilai Unik (Unique Value Proposition), Saluran (Channels), Sumber Pendapatan (Revenue Streams), Sumber Biaya (Cost Structure), Aktivitas Kunci (Key Activities), dan Sumber Daya Kunci (Key Resources).
Setiap elemen ini diisi dengan informasi yang relevan dan berguna untuk menggambarkan bagaimana bisnis akan beroperasi dan memberikan nilai kepada pelanggan. Dalam penerapannya, Lean Canvas mempromosikan sikap yang adaptif dan fleksibel, dengan fokus pada pengujian ide-ide melalui Minimum Viable Product (MVP) dan iterasi berkelanjutan.
Contoh studi kasus penggunaan Lean Canvas Model adalah sebagai berikut:
Misalkan ada seorang wirausaha yang memiliki gagasan untuk memulai bisnis penyedia layanan antar makanan siap saji. Mereka dapat menggunakan Lean Canvas Model untuk merencanakan dan mengembangkan model bisnisnya.
- Segmen Pelanggan: Pekerja kantoran sibuk yang ingin makanan siap saji yang nyaman dan berkualitas.
- Masalah: Pekerja kantoran memiliki sedikit waktu untuk makan siang dan sulit menemukan makanan yang sehat dan enak.
- Solusi: Menyediakan makanan siap saji dengan variasi menu sehat dan lezat.\
- Proposisi Nilai Unik: Makanan siap saji yang cepat, sehat, dan berkualitas tinggi dengan pilihan menu yang beragam.
- Saluran: Aplikasi pemesanan online, situs web, dan mitra pengiriman.
- Sumber Pendapatan: Pendapatan dari penjualan makanan siap saji dan biaya pengiriman.
- Sumber Biaya: Biaya bahan baku, biaya produksi, biaya pengiriman, dan biaya pemasaran.
- Aktivitas Kunci: Mempersiapkan makanan, mengatur logistik pengiriman, mengelola inventaris, dan memasarkan bisnis.
- Sumber Daya Kunci: Dapur, staf koki, armada pengiriman, dan platform pemesanan online.
- Ringkasan Bussines Model Canvas -
Business Model Canvas adalah alat visual untuk mengembangkan model bisnis dengan sembilan blok dasar yang mencakup segmen pelanggan, proposisi nilai, saluran distribusi, hubungan pelanggan, kegiatan kunci, aliran pendapatan, sumber daya kunci, kemitraan kunci, dan biaya. Alat ini membantu organisasi dalam mengidentifikasi pelanggan, nilai yang ditawarkan, kegiatan penting, sumber daya yang diperlukan, dan kerjasama dengan pihak lain. Dengan Business Model Canvas, organisasi dapat memahami bagaimana bisnis mereka menciptakan dan memberikan nilai secara komprehensif.
Business Model Canvas (BMC) adalah sebuah alat manajemen strategis yang digunakan untuk menggambarkan dan mengembangkan model bisnis sebuah organisasi. BMC terdiri dari sembilan blok dasar yang mencakup elemen kunci dalam suatu bisnis, seperti segmen pelanggan, proposisi nilai, saluran distribusi, hubungan pelanggan, sumber daya kunci, kegiatan kunci, aliran pendapatan, kemitraan kunci, dan struktur biaya.
Penerapan BMC dimulai dengan mengisi setiap blok dengan informasi yang relevan terkait dengan model bisnis yang ada atau yang diusulkan. Tim atau individu yang menggunakan BMC akan secara visual memetakan elemen-elemen bisnis secara holistik dan memahami bagaimana setiap blok saling berinteraksi. BMC membantu dalam mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam model bisnis, serta merangsang pemikiran kreatif untuk inovasi dan perbaikan.
Contoh Studi Kasus Penggunaan Business Canvas Model adalah:
Perusahaan teknologi X sedang merencanakan peluncuran produk baru. Mereka menggunakan BMC untuk menggambarkan model bisnis produk tersebut. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan blok dalam BMC:
- Segmen Pelanggan: Mereka mengidentifikasi segmen pelanggan utama, seperti perusahaan kecil dan menengah, serta individu profesional.
- Proposisi Nilai: Mereka menentukan nilai produk baru mereka, seperti kemudahan penggunaan, kinerja tinggi, dan fitur inovatif yang membedakannya dari pesaing.
- Saluran Distribusi: Mereka merencanakan untuk menjual produk melalui platform online mereka sendiri dan melalui mitra ritel.
- Hubungan Pelanggan: Mereka berencana untuk memberikan dukungan pelanggan yang personal melalui tim layanan pelanggan yang didedikasikan dan membangun komunitas pengguna aktif untuk berbagi pengalaman.
- Sumber Daya Kunci: Mereka mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan, seperti tim pengembangan produk, infrastruktur teknologi, dan modal untuk pemasaran.
- Kegiatan Kunci: Mereka menetapkan kegiatan utama yang diperlukan, seperti penelitian dan pengembangan produk, produksi, pemasaran, dan dukungan pelanggan.
- Aliran Pendapatan: Mereka merencanakan pendapatan dari penjualan langsung produk dan langganan berbasis bulanan untuk fitur premium.
- Kemitraan Kunci: Mereka menjalin kemitraan dengan penyedia logistik untuk pengiriman produk, serta menggandeng mitra teknologi untuk integrasi dan pengembangan fitur tambahan.
- Struktur Biaya: Mereka menghitung biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya dukungan pelanggan untuk menentukan struktur biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis dengan sukses.
Dengan menggunakan BMC, perusahaan teknologi X mendapatkan gambaran yang jelas tentang model bisnis produk baru mereka, mengidentifikasi area yang perlu diperkuat, dan merencanakan strategi pengembangan yang lebih efektif.