Rabu, 12 Juli 2023

Tugas Individu-7 TECHNOPRENEUR

 1. Analisa Pasar (Market Analysis)

Analisis Pasar (Market Analysis) adalah proses untuk mempelajari dan menganalisis lingkungan pasar suatu produk atau layanan tertentu. Ini melibatkan pengumpulan dan evaluasi data tentang faktor-faktor ekonomi, demografis, sosial, politik, dan teknologi yang dapat mempengaruhi permintaan, penawaran, dan perilaku pasar. Analisis Pasar memberikan wawasan dan pengetahuan yang berharga bagi bisnis dalam mengidentifikasi peluang pasar, memahami persaingan, dan merumuskan strategi pemasaran yang efektif.

Beberapa aspek penting yang tercakup dalam Analisis Pasar meliputi:

  • Identifikasi target pasar: Menentukan segmen pasar yang menjadi fokus utama bisnis dan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan, preferensi, dan perilaku konsumen di segmen tersebut.
  • Analisis pesaing: Menganalisis pesaing dalam industri atau pasar yang sama untuk memahami kekuatan mereka, strategi pemasaran yang digunakan, dan posisi relatif mereka dalam pasar.
  • Analisis tren pasar: Memonitor perubahan dan tren yang terjadi dalam pasar, seperti perkembangan teknologi, perubahan demografis, kebijakan pemerintah, atau faktor-faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran.
  • Analisis SWOT: Mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) yang mempengaruhi bisnis dalam konteks pasar yang dituju.
  • Penelitian pasar: Menggunakan metode penelitian, seperti survei, wawancara, atau analisis data sekunder, untuk mengumpulkan informasi yang relevan tentang pasar, konsumen, dan pesaing.

Dengan wawasan dan pengetahuan yang diperoleh melalui Analisis Pasar, bisnis dapat mengambil keputusan yang lebih terinformasi dalam mengembangkan strategi pemasaran, mengoptimalkan alokasi sumber daya, dan mengidentifikasi peluang pertumbuhan baru.

2. Analisa Pesaing (Competitor Analysis)

Analisa Pesaing (Competitor Analysis)
Analisis Pesaing (Competitor Analysis) adalah proses untuk mempelajari dan menganalisis pesaing langsung maupun tidak langsung dalam suatu industri atau pasar tertentu. Hal ini bertujuan untuk memahami strategi, kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari pesaing yang ada. Analisis Pesaing memberikan wawasan dan pengetahuan yang penting bagi bisnis dalam mengidentifikasi keunggulan kompetitif mereka, mengantisipasi pergerakan pesaing, dan mengembangkan strategi pemasaran yang efektif.

Berikut ini beberapa aspek penting yang tercakup dalam Analisis Pesaing:

  • Identifikasi pesaing: Mengidentifikasi pesaing langsung dan tidak langsung yang beroperasi di pasar yang sama atau serupa. Ini melibatkan pengumpulan informasi tentang perusahaan, produk atau layanan, target pasar, dan strategi mereka.
  • Penilaian kekuatan pesaing: Menganalisis kekuatan pesaing dalam hal brand image, pangsa pasar, sumber daya, teknologi, reputasi, dan keunggulan kompetitif lainnya. Hal ini membantu dalam memahami posisi relatif pesaing di pasar.
  • Analisis strategi pesaing: Mempelajari strategi pemasaran dan penjualan yang digunakan oleh pesaing. Ini meliputi segmen pasar yang mereka targetkan, posisi produk mereka, harga, promosi, distribusi, dan layanan pelanggan. Dengan memahami strategi pesaing, bisnis dapat menemukan peluang untuk membedakan diri mereka.
  • Evaluasi kelemahan pesaing: Mengidentifikasi kelemahan atau celah dalam strategi atau operasi pesaing yang dapat dijadikan sebagai peluang bagi bisnis untuk mengambil keuntungan.
  • Pemantauan pergerakan pesaing: Mengamati perubahan dan pergerakan pesaing, seperti peluncuran produk baru, akuisisi, ekspansi pasar, atau perubahan strategi. Hal ini membantu bisnis dalam merespons dan mengantisipasi perubahan pasar yang mungkin terjadi.

Dengan menggunakan Analisis Pesaing, bisnis dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka sendiri, memahami posisi relatif mereka di pasar, serta mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif dan berdaya saing.

3. Manajemen Pemasaran (Marketing Management)

Manajemen Pemasaran (Marketing Management) melibatkan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan aktivitas-aktivitas pemasaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan bisnis dan memuaskan kebutuhan pelanggan. Ini melibatkan pengelolaan berbagai aspek seperti penetapan harga, promosi, distribusi, dan pengembangan produk atau layanan. Wawasan dan pengetahuan seputar Manajemen Pemasaran penting bagi bisnis untuk merencanakan dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang efektif.

Berikut ini beberapa aspek penting yang tercakup dalam Manajemen Pemasaran:

  • Penetapan tujuan pemasaran: Mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang ingin dicapai oleh bisnis dalam hal pemasaran. Tujuan ini dapat berhubungan dengan peningkatan penjualan, pemenuhan kebutuhan pelanggan, pengembangan pasar baru, atau pengenalan produk baru.
  • Analisis pasar dan pelanggan: Menganalisis pasar untuk memahami kebutuhan, preferensi, dan perilaku pelanggan. Hal ini melibatkan penelitian pasar, segmentasi pasar, dan pemahaman mendalam tentang pesaing.
  • Perencanaan strategi pemasaran: Mengembangkan rencana pemasaran yang mencakup strategi penetapan harga, promosi, distribusi, dan pengembangan produk. Rencana ini harus sejalan dengan tujuan bisnis dan berfokus pada segmentasi pasar yang dituju.
  • Implementasi dan pengendalian: Melaksanakan rencana pemasaran yang telah disusun dan mengendalikan aktivitas pemasaran untuk memastikan pencapaian tujuan. Ini melibatkan pengawasan terhadap pelaksanaan strategi, analisis kinerja, dan pengaturan kembali jika diperlukan.
  • Pengukuran dan evaluasi: Mengukur dan mengevaluasi hasil dari aktivitas pemasaran yang dilakukan. Ini meliputi analisis kinerja penjualan, efektivitas kampanye pemasaran, dan kepuasan pelanggan.

Manajemen Pemasaran memainkan peran penting dalam kesuksesan bisnis dalam mencapai tujuan pemasaran dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan. Dengan memahami prinsip-prinsip dan konsep Manajemen Pemasaran, bisnis dapat mengembangkan strategi pemasaran yang efektif, meningkatkan keunggulan kompetitif, dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

4. Manajemen Operasional (Operational Management)

Manajemen Operasional (Operational Management) adalah disiplin yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan operasi harian suatu organisasi untuk mencapai efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya. Fokus utama dari Manajemen Operasional adalah mengelola proses produksi atau penyediaan layanan dengan cara yang optimal untuk mencapai tujuan perusahaan.

Berikut ini beberapa aspek penting yang tercakup dalam Manajemen Operasional:

  • Perencanaan operasional: Merencanakan kegiatan operasional berdasarkan tujuan dan strategi perusahaan. Ini meliputi penentuan sasaran kinerja, perencanaan kapasitas, peramalan permintaan, dan pengembangan rencana produksi.
  • Pengelolaan rantai pasok: Mengelola aliran barang atau layanan dari pemasok hingga pelanggan akhir. Ini melibatkan pemilihan pemasok, pengelolaan persediaan, pemantauan kualitas, dan koordinasi aktivitas dengan mitra bisnis.
  • Pengendalian kualitas: Memastikan kualitas produk atau layanan yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Ini melibatkan pemantauan dan pengujian kualitas, identifikasi dan perbaikan cacat, serta penerapan sistem manajemen mutu.
  • Pengelolaan operasi harian: Mengawasi operasi sehari-hari, termasuk pengaturan jadwal kerja, pengawasan produksi, manajemen stok, dan pemeliharaan peralatan. Tujuannya adalah untuk memastikan efisiensi dan produktivitas yang optimal.
  • Peningkatan proses: Mengidentifikasi dan menerapkan perubahan untuk meningkatkan proses operasional. Ini melibatkan analisis kinerja, identifikasi ketidakefisienan, dan penerapan praktik terbaik seperti Lean atau Six Sigma.

Manajemen Operasional berperan penting dalam mencapai kinerja operasional yang efisien, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan memahami prinsip-prinsip Manajemen Operasional, bisnis dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya, dan memperkuat daya saing mereka di pasar.

5. Manajemen SDM (Human Capital Management)

Manajemen SDM (Human Capital Management) adalah disiplin yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya manusia di dalam organisasi. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan kontribusi dan potensi individu dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif. Manajemen SDM melibatkan rekrutmen, seleksi, pengembangan, pengelolaan kinerja, kompensasi, dan pengelolaan hubungan kerja.

Berikut ini beberapa aspek penting yang tercakup dalam Manajemen SDM:

  • Perencanaan SDM: Merencanakan kebutuhan sumber daya manusia dalam organisasi berdasarkan tujuan strategis perusahaan. Ini melibatkan identifikasi kompetensi yang diperlukan, peramalan kebutuhan tenaga kerja, dan perencanaan suksesi.
  • Rekrutmen dan seleksi: Menarik, mengidentifikasi, dan memilih individu yang memiliki kualifikasi dan potensi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Ini melibatkan pengembangan strategi rekrutmen, proses seleksi yang objektif, dan pemberian tawaran kerja yang kompetitif.
  • Pengembangan SDM: Mengembangkan potensi individu melalui pelatihan, pengembangan keterampilan, program pengembangan kepemimpinan, dan pendidikan lanjutan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja individu serta mempersiapkan mereka untuk tanggung jawab yang lebih tinggi di masa depan.
  • Pengelolaan kinerja: Menetapkan harapan kinerja, memberikan umpan balik secara teratur, dan melakukan evaluasi kinerja. Ini melibatkan pengembangan sasaran kinerja, pengukuran kinerja, serta pengakuan dan penghargaan atas pencapaian yang baik.
  • Manajemen hubungan kerja: Membangun dan memelihara hubungan kerja yang positif antara manajemen dan karyawan. Ini meliputi komunikasi yang efektif, manajemen konflik, negosiasi, dan kebijakan penghargaan dan disiplin.

Melalui Manajemen SDM yang efektif, organisasi dapat mengoptimalkan potensi individu, meningkatkan kepuasan dan keterlibatan karyawan, serta mencapai kinerja yang unggul. Selain itu, Manajemen SDM juga membantu organisasi dalam merencanakan dan mengimplementasikan strategi pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan.

6. Manajemen Keuangan (Financial Management)

Manajemen Keuangan (Financial Management) adalah disiplin yang berkaitan dengan pengelolaan aspek keuangan suatu organisasi. Tujuannya adalah untuk mengelola sumber daya keuangan dengan efektif guna mencapai tujuan perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham. Manajemen Keuangan melibatkan perencanaan keuangan, pengambilan keputusan investasi, pengelolaan risiko, pengelolaan modal kerja, serta pengawasan dan pelaporan keuangan.

Berikut ini beberapa aspek penting yang tercakup dalam Manajemen Keuangan:

  • Perencanaan Keuangan: Merencanakan kebutuhan dan sumber pendanaan organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Ini melibatkan penyusunan anggaran, proyeksi keuangan, dan pengaturan kebijakan keuangan.
  • Pengambilan Keputusan Investasi: Mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih investasi yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan. Ini melibatkan analisis proyeksi arus kas, penilaian risiko, pengambilan keputusan investasi yang cerdas, serta pengelolaan portofolio investasi.
  • Pengelolaan Risiko: Mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko keuangan yang mungkin dihadapi oleh organisasi. Ini meliputi pengelolaan risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional, dan penggunaan instrumen keuangan derivatif.
  • Pengelolaan Modal Kerja: Mengelola aset dan kewajiban operasional perusahaan dengan efektif. Ini melibatkan manajemen persediaan, manajemen piutang dan utang, pengelolaan kas dan likuiditas, serta pengelolaan siklus konversi kas.
  • Pengawasan dan Pelaporan Keuangan: Mengawasi pelaksanaan keuangan, memantau kinerja, dan menyusun laporan keuangan yang akurat dan relevan. Ini meliputi penyusunan laporan keuangan, audit, perpajakan, dan kepatuhan terhadap regulasi keuangan.

Melalui Manajemen Keuangan yang baik, organisasi dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya keuangan, mengelola risiko dengan efektif, dan meningkatkan kinerja keuangan serta nilai perusahaan. Manajemen Keuangan juga berperan penting dalam pengambilan keputusan strategis yang berhubungan dengan investasi, pendanaan, dan alokasi sumber daya keuangan untuk mencapai pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan.

7. Struktur dan Template Proposal Business Plan (Kerangka dan Contoh Template Business Plan)


BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

    Menjelaskan segala hal yang menjadi latar belakang pemilihan usaha dan solusi yang di   tawarkan dari produk yang di hasilkan.

 

B.      Visi & Misi Usaha

    Visi: cita-cita yang ingin dicapai usaha dalam jangka panjang serta menyertakan target        waktu pencapaian secara jelas.

       Misi: cara-cara yang digunakan dalam mencapai visi usaha


BAB II

 GAMBARAN UMUM DAN RENCANA USAHA

  1. Analisis Produk

Menjelaskan terkait produk apa yang akan ditawarkan ke konsumen yang meliputi jenis produk, nama produk serta karakteristik produk. Dan apa kelebihan produk tersebut dibandingkan dengan produk serupa maupun produk lain dari para kompetitor.

 

  1. Analisis Usaha

1.      Analisis SWOT

Membuat perencanaan strategi bisnis yang terdiri dari 4 aspek yaitu:

       Streght (Kekuatan produk)

       Weakness (Kelemahanproduk)

       Opportunity (Kesempatan/peluangproduk)

       Threat (Ancamanproduk)

 

2.      Bisnis Model Canvas

Memaparkan 9 elemen BMC (panduan pengisian di lampiran 4)

Customer Segments

Key Activities

Value Proposition

 

 

 

Key Resources

 

Customer Relationship

Key Partnership

Cost Structure

 

 

 

Channels

Revenue Stream

 

 

 

  1. Analisis Produksi

Bagian ini menjelaskan bagaimana produk dihasilkan, yang meliputi proses produksi produk dan target produksi.

 

  1. Analisis Pasar

Bagian ini menjelaskan mengenai strategi pemasaran produk, bagaimana perusahaan akan memperoleh pelanggan, menjaga hubungan baik dengan pelanggan serta memberikan yang terbaik kepada pelanggan.

 

  1. Analisis Sumber Daya Manusia

Berisi tentang struktur organisasi tim kegiatan serta uraian tugas (jobdescription) dari masing-masing anggota tim yang terlibat dalam usaha tersebut

 

  1. Analisis Keuangan

Pada bagian ini berisi:

1)      Investasi yang diperlukan (modal, biaya tetap dan biaya variabel)

2)      Penentuan HPP

3)      Break Event Point (BEP)

4)   Rencana laporan laba/rugi

BAB III

PENUTUP

 

Membahas kesimpulan dan proyeksi keberlanjutan usaha dan ketahanan produk pada pasar.


Rabu, 21 Juni 2023

GOLDEN CIRCLE, LEAN & BUSINESS MODEL CANVAS (L-BMC)


Technopreneur

- Ringkasan Golden Circle -


Dalam konteks video tersebut, Golden Circle merujuk pada sebuah konsep yang dikembangkan oleh Simon Sinek dalam bukunya yang berjudul "Start with Why". Konsep Golden Circle ini terdiri dari tiga lingkaran yaitu "What" (Apa), "How" (Bagaimana), dan "Why" (Mengapa). Pada umumnya, banyak orang dan organisasi memulai dengan menjelaskan "Apa" yang mereka lakukan, diikuti dengan penjelasan tentang "Bagaimana" mereka melakukannya. Namun, konsep Golden Circle menekankan pentingnya memulai dengan "Mengapa" mereka melakukannya. Dalam video tersebut, pemilik rekaman menjelaskan bahwa guru-guru di sekolah fokus pada "Apa" dan "Bagaimana" membaca, tetapi tidak memberikan penjelasan yang memadai mengenai "Mengapa" membaca itu penting. Sebaliknya, para mentor sukses yang menginspirasi pemilik rekaman menghubungkan membaca dengan tujuan pribadi, kesuksesan hubungan, dan kesuksesan bisnis. Mereka memulai dengan "Mengapa" dan menjelaskan bagaimana membaca dapat membantu mencapai tujuan tersebut. Dengan menggunakan konsep Golden Circle, video tersebut menggarisbawahi pentingnya memulai dengan "Mengapa" dalam menginspirasi tindakan dan komunikasi yang efektif, baik dalam membaca maupun dalam menjual produk atau ide kepada orang lain.

Golden Circle adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Simon Sinek dalam bukunya "Start with Why". Konsep ini mengilustrasikan tiga lingkaran yaitu "What" (Apa), "How" (Bagaimana), dan "Why" (Mengapa). Setiap lingkaran mewakili elemen penting dalam komunikasi dan kepemimpinan.

  • "What" (Apa): Ini adalah lingkaran terluar yang mewakili apa yang kita lakukan secara konkret. Ini mencakup produk atau layanan yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan atau tujuan dan tugas yang dilakukan oleh individu.

  • "How" (Bagaimana): Lingkaran kedua menjelaskan bagaimana kita melakukan apa yang kita lakukan. Ini mencakup metode, proses, dan taktik yang digunakan untuk mencapai tujuan atau menyampaikan produk atau layanan.

  • "Why" (Mengapa): Ini adalah inti dari Golden Circle. Lingkaran terdalam ini mencerminkan alasan, nilai, dan tujuan yang mendasari apa yang kita lakukan. Mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan adalah motivasi dan tujuan yang lebih dalam yang memberikan makna dan inspirasi.

Penerapan Golden Circle melibatkan memulai dengan "Why" dan kemudian bergerak ke "How" dan "What". Pendekatan ini membantu seseorang atau organisasi untuk lebih efektif berkomunikasi, menginspirasi orang lain, dan mempengaruhi tindakan mereka. Dalam konteks kepemimpinan, mengkomunikasikan "Why" dengan jelas dapat membantu memotivasi dan mempengaruhi orang lain.

Contoh Studi Kasus Penggunaan Golden Circle:

Sebagai contoh, perusahaan teknologi Apple menggunakan Golden Circle dalam strategi pemasaran mereka.
  • "Why": Apple berkomitmen untuk mengubah dunia dengan menghadirkan produk inovatif yang mendobrak konvensi dan memberikan pengalaman yang luar biasa bagi penggunanya. Mereka percaya bahwa teknologi harus sederhana, elegan, dan mudah digunakan.
  • "How": Apple mencapai visi mereka dengan menggabungkan desain yang indah, antarmuka yang intuitif, dan integrasi yang mulus antara perangkat dan perangkat lunak mereka.
  • "What": Apple menawarkan berbagai produk seperti iPhone, MacBook, dan iPad, dengan fitur-fitur canggih yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
Dengan memulai dengan "Why" yang kuat, Apple berhasil menciptakan fanbase yang loyal dan menginspirasi orang-orang untuk membeli produk mereka tidak hanya karena spesifikasi teknisnya, tetapi juga karena mereka membeli dalam visi dan nilai-nilai yang Apple perjuangkan.

Studi kasus tersebut menggambarkan bagaimana Golden Circle membantu dalam membangun merek yang kuat dan mempengaruhi perilaku konsumen. Dengan menyoroti "Why" mereka, perusahaan dapat menghubungkan secara emosional dengan audiens mereka dan membedakan diri dari pesaing di pasar.

- Ringkasan Lean Canvas Model -




Video tersebut menjelaskan penggunaan Lean Canvas untuk merancang bisnis restoran vegan di area Puzzler. Pelanggan target adalah vegan berusia 25-35 tahun dengan penghasilan tinggi. Gagasan bisnis ini mencoba memecahkan masalah kurangnya restoran vegan di area tersebut. Solusinya adalah membuka restoran vegan dengan makanan berkualitas tinggi, lokasi strategis, dan layanan cepat. Saluran pemasaran yang dipilih adalah iklan luar ruangan dan grup Facebook, dengan fokus pada rekomendasi dari mulut ke mulut. Metrik yang digunakan untuk mengukur kesuksesan bisnis termasuk jumlah pelanggan yang kembali, kualitas makanan, dan waktu pelayanan. Estimasi biaya dan pendapatan awal dilakukan untuk menghitung biaya perolehan pelanggan dan nilai seumur hidup pelanggan. Validitas Lean Canvas akan diuji melalui tes Minimum Viable Product (MVP).

Lean Canvas Model adalah sebuah alat yang digunakan dalam pengembangan bisnis dan perencanaan strategis. Model ini dibuat oleh Ash Maurya dan digunakan untuk menggantikan Business Model Canvas. Lean Canvas menyediakan kerangka kerja yang sederhana namun komprehensif untuk merancang, menguji, dan mengubah model bisnis dengan cepat.

Penerapan Lean Canvas dimulai dengan mengidentifikasi sembilan elemen kunci dalam bisnis, yaitu Segmen Pelanggan (Customer Segments), Masalah (Problem), Solusi (Solution), Proposisi Nilai Unik (Unique Value Proposition), Saluran (Channels), Sumber Pendapatan (Revenue Streams), Sumber Biaya (Cost Structure), Aktivitas Kunci (Key Activities), dan Sumber Daya Kunci (Key Resources).

Setiap elemen ini diisi dengan informasi yang relevan dan berguna untuk menggambarkan bagaimana bisnis akan beroperasi dan memberikan nilai kepada pelanggan. Dalam penerapannya, Lean Canvas mempromosikan sikap yang adaptif dan fleksibel, dengan fokus pada pengujian ide-ide melalui Minimum Viable Product (MVP) dan iterasi berkelanjutan.

Contoh studi kasus penggunaan Lean Canvas Model adalah sebagai berikut:

Misalkan ada seorang wirausaha yang memiliki gagasan untuk memulai bisnis penyedia layanan antar makanan siap saji. Mereka dapat menggunakan Lean Canvas Model untuk merencanakan dan mengembangkan model bisnisnya.

  • Segmen Pelanggan: Pekerja kantoran sibuk yang ingin makanan siap saji yang nyaman dan berkualitas.
  • Masalah: Pekerja kantoran memiliki sedikit waktu untuk makan siang dan sulit menemukan makanan yang sehat dan enak.
  • Solusi: Menyediakan makanan siap saji dengan variasi menu sehat dan lezat.\
  • Proposisi Nilai Unik: Makanan siap saji yang cepat, sehat, dan berkualitas tinggi dengan pilihan menu yang beragam.
  • Saluran: Aplikasi pemesanan online, situs web, dan mitra pengiriman.
  • Sumber Pendapatan: Pendapatan dari penjualan makanan siap saji dan biaya pengiriman.
  • Sumber Biaya: Biaya bahan baku, biaya produksi, biaya pengiriman, dan biaya pemasaran.
  • Aktivitas Kunci: Mempersiapkan makanan, mengatur logistik pengiriman, mengelola inventaris, dan memasarkan bisnis.
  • Sumber Daya Kunci: Dapur, staf koki, armada pengiriman, dan platform pemesanan online.
Dengan menggunakan Lean Canvas Model, wirausaha tersebut dapat menggambarkan secara jelas bagaimana bisnisnya akan beroperasi, merencanakan strategi pemasaran yang sesuai, dan mengidentifikasi aspek yang perlu diuji dan dioptimalkan melalui MVP untuk mencapai kesuksesan bisnis yang lebih baik.

- Ringkasan Bussines Model Canvas -




Business Model Canvas adalah alat visual untuk mengembangkan model bisnis dengan sembilan blok dasar yang mencakup segmen pelanggan, proposisi nilai, saluran distribusi, hubungan pelanggan, kegiatan kunci, aliran pendapatan, sumber daya kunci, kemitraan kunci, dan biaya. Alat ini membantu organisasi dalam mengidentifikasi pelanggan, nilai yang ditawarkan, kegiatan penting, sumber daya yang diperlukan, dan kerjasama dengan pihak lain. Dengan Business Model Canvas, organisasi dapat memahami bagaimana bisnis mereka menciptakan dan memberikan nilai secara komprehensif.

Business Model Canvas (BMC) adalah sebuah alat manajemen strategis yang digunakan untuk menggambarkan dan mengembangkan model bisnis sebuah organisasi. BMC terdiri dari sembilan blok dasar yang mencakup elemen kunci dalam suatu bisnis, seperti segmen pelanggan, proposisi nilai, saluran distribusi, hubungan pelanggan, sumber daya kunci, kegiatan kunci, aliran pendapatan, kemitraan kunci, dan struktur biaya.

Penerapan BMC dimulai dengan mengisi setiap blok dengan informasi yang relevan terkait dengan model bisnis yang ada atau yang diusulkan. Tim atau individu yang menggunakan BMC akan secara visual memetakan elemen-elemen bisnis secara holistik dan memahami bagaimana setiap blok saling berinteraksi. BMC membantu dalam mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam model bisnis, serta merangsang pemikiran kreatif untuk inovasi dan perbaikan.

Contoh Studi Kasus Penggunaan Business Canvas Model adalah:

Perusahaan teknologi X sedang merencanakan peluncuran produk baru. Mereka menggunakan BMC untuk menggambarkan model bisnis produk tersebut. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan blok dalam BMC:

  • Segmen Pelanggan: Mereka mengidentifikasi segmen pelanggan utama, seperti perusahaan kecil dan menengah, serta individu profesional.

  • Proposisi Nilai: Mereka menentukan nilai produk baru mereka, seperti kemudahan penggunaan, kinerja tinggi, dan fitur inovatif yang membedakannya dari pesaing.

  • Saluran Distribusi: Mereka merencanakan untuk menjual produk melalui platform online mereka sendiri dan melalui mitra ritel.

  • Hubungan Pelanggan: Mereka berencana untuk memberikan dukungan pelanggan yang personal melalui tim layanan pelanggan yang didedikasikan dan membangun komunitas pengguna aktif untuk berbagi pengalaman.

  • Sumber Daya Kunci: Mereka mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan, seperti tim pengembangan produk, infrastruktur teknologi, dan modal untuk pemasaran.

  • Kegiatan Kunci: Mereka menetapkan kegiatan utama yang diperlukan, seperti penelitian dan pengembangan produk, produksi, pemasaran, dan dukungan pelanggan.

  • Aliran Pendapatan: Mereka merencanakan pendapatan dari penjualan langsung produk dan langganan berbasis bulanan untuk fitur premium.

  • Kemitraan Kunci: Mereka menjalin kemitraan dengan penyedia logistik untuk pengiriman produk, serta menggandeng mitra teknologi untuk integrasi dan pengembangan fitur tambahan.

  • Struktur Biaya: Mereka menghitung biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya dukungan pelanggan untuk menentukan struktur biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis dengan sukses.

Dengan menggunakan BMC, perusahaan teknologi X mendapatkan gambaran yang jelas tentang model bisnis produk baru mereka, mengidentifikasi area yang perlu diperkuat, dan merencanakan strategi pengembangan yang lebih efektif.



Kamis, 08 Juni 2023

UTS TEKNOPRENEUR-PERSONAL SELLING-Arcadius Obaja Naarie

 

LOGBOOK TECHNOPRENEUR


Nama Mahasiswa              : Arcadius Obaja Naarie
Nomor Induk Mahasiswa   : 1204200015
Produk / Jasa yang di jual  : Jasa Desain Grafis

CAPAIAN KELOMPOK

TARGET OMSET

REALISASI REVENUE

LINK BUKTI EVIDENCE

Closing

Transaksi

Individu

Kelompok

Individu

Kelompok

3 of 4

9

200.000 

850.000 

 30.000

255.000 

https://drive.google.com/drive/u/1/folders/1t69cO1MSS4AnXiZLmCNp3ePePOXQkKFG 

 



Link Video :

Rabu, 10 Mei 2023

Rancangan Personal Selling

Technopreneur - Personal Selling



Hai saya Arcadius Obaja, dan saya adalah seorang Desainer grafis dan Video Maker.

Tawaran untuk anda : 

Saya akan menawarkan penjualan saya dalam bentuk jasa berupa jasa membuat logo, poster, banner, dan hal-hal berkaitan dengan desain serta hal-hal berkaitan dengan video. 

Penawaran special untuk kalian yang memesan jasa desain, harga sudah termasuk biaya cetak jadi kalian tidak perlu repot-repot mencetak. 

dan berikut portofolio saya :



untuk lebih lengkap bisa check di, Instagram saya

Target Income dari hasil penjualan: 

Dengan sebatas pengetahuan saya dan juga portofolio saya sebagai seorang Desainer Grafis dan Video Maker, saya mematok harga mulai dari : 

Pembuatan Logo :  Rp 50.000,- 
Pembuatan Desain lain-lain mulai dari Rp 30.000,- (hanya untuk jasa pembuatan)
Pembuatan Script Video : Rp 20.000,-
Editing Video mulai dari Rp 20.000,- 

dari penawaran harga diatas kemungkinan income yang saya dapat berkisar di Rp 200.000,- saja

Rencana Usaha :

Mulai dari konsep usaha bersifat OBRJ (Order Bayar Revisi Jadi) yang akan saya jabarkan dibawah ini : 

Order : Order melalui pesan teks whatsapp lalu akan dilakukan diskusi untuk konsep dan rancangan dari jasa yang dipesan karena rancangan menentukan harga dari pemesanan

Bayar : Setelah deal dari rancangan konsep, sebelum ke proses eksekusi diharapkan melakukan pembayaran terlebih dahulu 

Jadi  : pemesan sudah dapat memakai desain yang sudah dibuat jika ada kurang kepuasan dengan hasil jadi dapat di revisi tanpa tambahan biaya

untuk proses marketing akan saya lakukan lewat media online, saya akan menyebarkan poster-poster dan juga membuat sebuah video untuk menawarkan jasa saya 

berkaitan dengan harga-harga yang sudah saya jabarkan diatas, harga tersebut merupakan harga yang saya patok menimbang kemampuan, portofolio, waktu, ide, dan juga tools serta gear yang saya gunakan. 

  


Selasa, 11 April 2023

Mindset & Jiwa Technopreneur



1. Technopreneur

If you just work on stuff that you like and you’re passionate about, you don’t have to have a master plan with how things will play out.- Mark Zuckerberg (Facebook Founder)

Technopreneur gabungan dari kata Technology & Enterpreneur, dimana Technology sendiri merupakan pengaplikasian dari ilmu pengetahuan sedangkan Entrepreneur sendiri merupakan adalah yang mewujudkan adanya Technology

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Technology ada karena Enterpreneur dan dua hal tersebut saling berkaitan. 

Untuk penjelasan lebih lengkapnya bisa melihat video dibawah : 



Sandiaga Uno pernah berkata Entrepreneurship itu bukan profesi tapi Entrepreneurship itu adalah Mindset, untuk lebih jelasnya bisa melihat video dibawah ini :


2. Seorang Technopreneur 

Berikut adalah contoh-contoh orang-orang yang mampu mendirikan sebuah startup dan memiliki jiwa Technopreneur sejati: 

1. Larry Page & Sergey Brin, Penguasa Internet



Dua orang yang merubah dunia, para founder Google yang sekarang menjadi perusahaan dibidang teknologi terbesar di dunia. 

Keduanya masuk dalam daftar orang terkaya di dunia. Kekayaan bersih Larry Page dan Sergey Brin juga sangat besar.

Walau mereka merupakah Founder dari Google, Keduanya sudah meninggalkan Google sejak tahun 2019. Larry Page dan Sergey Brin akhirnya memutuskan untuk mengambil alih Alphabet, induk perusahaan Google dan sejumlah perusahaan besar lainnya. 


2. Arie Je, Anak muda visioner 



Arie Je merupakan founder dari Froyonion sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kreatif, dimana perusahaan Foryonion banyak memberi motivasi-motivasi bahwa Anak muda harus kreatif. 

Arie je juga seorang professional lovillustrator dan baru-baru ini udah nerbitin buku Keset Kusut.

Sebagai orang yang bergerak di industri kreatif, Arie je tidak pernah habis ide untuk membuat video-video yang memberikan gerakan kreatifitas abstrak anak muda.

Apa kreativitas bisa menyelesaikan perang, di mana bahkan uang yang sejatinya hanya kertas hasil cetakan beda negara tidak mampu menyelesaikannya - Arie Je 

Arie sendiri bilang kalo kreatif itu ketika kita mampu menanggapi masalah dengan sebuah jalan keluar atau kata lainnya, kreatif itu bisa bikin solusi.


3. Masalah Lingkungan Sekitar 

Permasalahan seorang Technopreneur disekitar saya adalah perkembangan teknologi yang sangat pesat dan persaingan yang ketat. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin detik bertambah Teknologi semakin berkembang disinilah banyak permasalahan seorang enterpreneurship untuk menyesuaikan perkembangan tersebut. Dilain sisi perkembangan, persaingan pun juga tidak dapat dihindari dimana jika seorang enterpreneurship tidak segera menyesuaikan diri dengan teknologi tersebut maka persaingannya akan jauh lebih sulit.

Manusia modern akan selalu menjadi manusia yang bergantung dengan teknologi. Tetapi manusia yang bersikap sederhana dan produktif, akan menjadi orang yang mudah dan berhasil. - Baro Indra

4. Mindset untuk pemecah masalah 


Sebagai seorang yang memiliki mindset Technopreneur permasalahan diatas bukan lah hambatan yang serius, dimana permasalahan tersebut bisa dikaji dan bisa ditemukan jalan keluar nya jika kita ingin membuat sebuah usaha. 

  • Kreatif dan inovatif:

Seorang technopreneur harus memiliki kemampuan berpikir kreatif dan inovatif dalam mengembangkan produk atau jasa teknologi.

  • Berani mengambil resiko:

Seorang techno entrepreneur harus berani mengambil resiko dan berani mencoba hal baru dalam teknologi. Mereka harus percaya pada visi mereka dan bersedia mengambil tanggung jawab atas keputusan mereka.

  • Fokus pada solusi:

Seorang technopreneur harus fokus pada solusi, bukan hanya pada produk atau layanan teknologi yang mereka kembangkan. Mereka perlu menemukan cara untuk memecahkan masalah yang dialami pengguna dengan teknologi yang mereka kembangkan.

  • Keterampilan teknis:

Seorang technopreneur harus memiliki keterampilan teknologi dan memahami perkembangan terbaru dalam industri teknologi.

  • Personalisasi:

Pengusaha teknologi harus selalu berpusat pada pelanggan dan memahami kebutuhan dan keinginan mereka saat mengembangkan produk atau layanan teknologi.

  • Jaga semangat pantang menyerah:

Seorang technopreneur harus memiliki semangat dan keinginan yang kuat untuk terus    belajar, mengembangkan dan meningkatkan produk atau layanan teknologi yang dikembangkannya.

Dengan menerapkan mindset diatas, perkembangan teknologi dan persaingan yang ketat dapat dilawan dengan mudah.

5. Bidang Kreatif harus berkembang


Jika berbicara soal Startup yang ingin saya rintis karena saya sendiri memiliki kemampuan untuk terjun ke industri kreatif saya ingin membuat sebuah Startup seperti Froyonion yang sejalan dengan minat dan bakat saya.

Membuat startup dengan nama "O-Kreativition" yang bergerak di industri Kreatif seperti konten kreator, desain, videography, fotography bahkan keranah Web Developer. 

dimana saya ingin membuat startup yang bisa mengembangkan minat dan bakat anak-anak muda yang bergerak dibidang yang sama dan mengenalkan Indonesia, bahwa Indonesia adalah negara yang bukan hanya kaya akan Seni Tradisional namun juga dengan Seni Digital nya.

Walau sekarang dunia sudah bertebaran dengan konsep AI , saya memiliki mimpi untuk mengatakan bahwa manusia jauh lebih jenius daripada AI.





Senin, 11 Oktober 2021

Permasalahan Sistem Informasi Akutansi dalam Perusahaa

 Permasalahan Sistem Informasi Akuntansi dalam Perusahaan



   Disusun Oleh Arcadius Obaja Naarie (1204200015)

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

1. Pendahuluan 

Pengertian

Sitem Informasi Akuntansi adalah sistem yang dirancang untuk mengumpulkan dan menampilkan informasi akuntansi sehingga akuntan dan eksekutif perusahaan dapat membuat keputusan yang tepat.

Sistem ini sebagian besar berbasis perangkat lunak dan dapat diterapkan sebagai bagian dari solusi teknologi informasi perusahaan.

Sistem Informasi Akuntansi sangat penting untuk sebuah perusahaan karena mengandung sebuah proses untuk melaporkan kondisi keuangan perusahaan secara akurat dan benar untuk semua pihak yang membutuhkan. 




Fungsi 

1. Tranparansi dalam Pengumpulan Data Bisnis
Sistem Informasi Akuntansi berperan sebagai media atau wadah untuk mengumpulkan dan menyimpan berbagai informasi berupa data berkaitan dengan bisnis perusahaan. 

2. Sebagai Sistem Kengambilan Keputusan yang Komprehensif
Sistem Informasi Akuntansi berperan sebagai penyedia keuangan yang mana menjadi dasar pertimbanga dalam mengambil sebuah keputusan.

3. Membangun Sistem Pengendalian Internal yang Sistematis
Sistem Informasi Akuntansi berperan menciptakan sistem pengendalian internal yang memadai dan sesuai dengan prosedur perusahaan.

2. Permasalahan Dalam Perusahaan 

Studi Kasus pada PT. Astra Internasional 

1. Sistem Penjualan PT. Astra Internasional- Daihatsu Sales Operation 

Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT Astra Internasional -Daihatsu Sale Operation adalah sistem penjualan Tunai dan Kredit akan tetapi karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan pusat , maka sistem penjualan yang paling banyak dilakukan adalah melalui sistem penjualan kredit ke dealer, Fleet User (perusahan), Pemerintah. Untuk penjualan kredit perusahaan ini bekerja sama dengan ACC dan bank, tujuan nya tak lain untuk mengurangi resiko yang cukup tinggi seperti piutang yang tak tertagih. Untuk penjualan dealer yang bekerja sama dengan bank disebut dengan program dealer financing.

2. Peranan SISTEM INFORMASI AKUNTANSI terhadap Peningkatan Efektifitas Pelaksanaan Pengendalian Intern Penjualan

PT Astra International- Daihatsu Sales Operation  telah memiliki sistem informasi akuntansi penjualan yang sangat baik dan memadai, hal ini tercermin dari kemampuan Perusahaan tesebut dalam menciptakan : 

- Efektifitas dalam pelaksanaan pengendalian intern penjualannya.

Kemampuan PT Astra International- Daihatsu Sales Operation  untuk menciptakan efektifitas dalam pelaksanaan pengendalian intern ini didukung dengan digunakannya sistem informasi akuntansi yang sudah terkomputerisasi dan bersifat online  disamping itu pula menggunakan fasilitas internet dalam setiap kegiatan operasionalnya. dengan tersedianya sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi dan bersifat online serta fasilitas internet ini, telah memberi kemudahan bagi setiap karyawan PT.Astra International-Daihatsu Sales Operation di dalam melakukan komunikasi dan mendapatkan informasi dari cabang-cabangnya (efektifitas dalam melakukan komunikasi dan memperoleh informasi), misalnya saja dalam melakukan perpindahan unit secara sistem ke cabang-cabangnya (Cetak IRIS) PT. Astra International-Daihatsu Sales Operation pusat menggunakan fasilitas internet yaitu melalui e-mail mengirimkan informasi bahwa telah dilakukan pengiriman unit ke cabang.

- Efektifitas dalam melakukan kegiatan operasionalnya. 

Karena di dalam setiap bagian tidak terdiri atas satu personil saja, tetapi terdiri atas beberapa personil sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat tanpa ada terjadinya penumpukan pekerjaan dan dapat menghindari tindakan kecurangan (menjaga integritas dari para karyawan). Dari hal diatas dapat dikatakan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan yang dimiliki oleh PT. Astra International-Daihatsu Sales Operation mampu meningkatkan efektifitas pelaksanaan pengendalian intern yang mencakup unsur : lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, aktivitas pengendalian, komunikasi dan informasi serta pemantauan.


Pada akhirnya dengan sistem informasi akuntansi yang baik dan memadai maka tujuan dari sistem informasi akuntansi akan dapat tercapai. Dimana tujuan dari Sistem informasi akuntansi adalah : 

1. Untuk mendukung manajemen dalam mengambil keputusan, apabila tidak adanya sistem informasi akuntansi maka akan sulit untuk membuat manajemen yang memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.

2. Untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan hari perhari, jika tidak adanya sistem informasi akuntansi maka terjadi kurangnya kefektifan dan kefisienan dalam personil, dan kemungkinan akan terjadinya kesalahan data apalagi perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang sangat besar. 

3. Daftar Pustaka 

H. Moermahadi, Yonathan. 2007. "Penerapan Sistem Informasi Akuntansi dalam Efektivitas Pelaksanaan Pengendalian Intern Penjualan", KATA PENGANTAR (researchgate.net), diakses pada 11 Oktober 2021, 15.16 

Sujud. 2014. "Sistem Informasi Akuntansi pada Toko Buku Kinokuniya", Sujud Ganda Saputra: Sistem Informasi Akuntansi pada Contoh Kasus Toko Buku Kinokuniya, diakses pada 11 oktober 2021, 15.00


 




    

Minggu, 10 Oktober 2021

Pengenalan Pemrograman Berbasis Objek

 1. Pengenalan JAVA 



Mengapa Harus Java??


1. Pemrograman berorientasi objek yang sederhana dan familiar
2. Arsitektur netral (platform independen)
3. Open Source
4. Peringkat ketiga dalam Indeks TIOBE (September 2021)
5. Bahasa pemrograman standar De-Facto dalam pendidikan

Apa itu Bahasa Pemrograman ?? 




Komputer bekerja seperti switching dan hanya mengenal 0 dan 1, karena manusia tidak paham ataupun berbicara menggunakan bahasa 0 dan 1, perlu adanya bahasa pemrograman sebagai perantara percakapan antara manusia dan komputer.

Bahasa pemrograman diubaha kedalam bahasa yang dipahami oleh komputer dengan menggunakan Interpreter atau Compiler.

-> Compiler 

Mengkompilasi source code menjadi bentuk file yang bisa dieksekusi 

->Interpreter

Mengkompilasi dan menjalankan source code secara langsung


Cara kerja Compiler dan Interpreter


Bahasa Java 


Bahasa Java merupakan salah satu dari Bahasa Pemrograman Tingkat Tinggi.

 Paradigma Pemrograman 

Sudut pandang dan style pemrograman berhubungan dengan bagaimana sebuah masalah diformulasikan dalam bahasa pemrograman. 

-> Funtional Programming : Urutan fungsi secara sekuensial ( Scheme, Lisp )
-> Procedural Programming : Pemecahan masalah berdasarkan prosedural kerja yang terkumpul dalam unit pemrograman bernama fungsi ( C, Pascal )
-> Object- Oriented Programming : Koleksi object yang saling berinteraksi. Class adalah unit pemrograman ( Java, C#, C++ )

2. Java Development Tools 

-> JDK

sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan proses kompilasi dari kode java ke bytecode yang dapat dimengerti dan dapat dijalankan oleh JRE (Java Runtime Envirotment). JDK wajib terinstall pada komputer yang akan melakukan proses pembuatan aplikasi berbasis java, namun tidak wajib terinstall di komputer yang akan menjalankan aplikasi yang dibangun dengan java. 

-> JRE (Java Runtime Envirotment )

sebuah paket aplikasi yang berisi JVM (Java Virtual Machine) serta beberapa library kode program tambahan yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi Java.

-> JVM ( Java Virtual Machine ) 

mesin yang menyediakan lingkungan runtime untuk menjalankan kode dalam aplikasi Java. Mesin ini mengubah bytecode Java menjadi bahasa mesin.


> Compiler (interpreter) > JDK = Java Standard Edition (JSE)
> Text Editor  = Textpad, Notepad++, Sublime Text, dsb
> Integrated Development Environment  (IDE) = Neatbeans, Eclipse, Jcreator, Visual Studio Code, IntellijIDEA, dsb

3. Contoh Aplikasi JAVA 

Web-Based Applications

Java menyediakan keamanan tinggi dan pengkodean sederhana, dua elemen yang menarik pengembang aplikasi web. Servlets, Struts, dan JSP memberikan dukungan efektif untuk aplikasi web dan menawarkan potensi untuk mengembangkan program apa pun yang dibutuhkan. Selain itu, platform e-niaga sumber terbuka seperti Broadleaf membuat perancangan aplikasi e-niaga menjadi tugas yang sederhana.


contoh : 

TWITTER



Twitter sangat bergantung pada perangkata lunak sumber terbuka. Antarmuka WebTwitter menggunakan kerangka kerja Ruby On Railsdan peningkat kinerja Ruby Enterprise Edition milik Ruby. Pada awal pengoperasian Twitter, kicauan pengguna disimpan dalam basis data MYSQL, yang dibagi menurut waktu pemostingan. Namun, penyimpanan pada MySQL ini menimbulkan masalah dalam membaca ataupun menulis di Twitter, dan perusahaan lalu memutuskan untuk merombak sistem.Pada 6 April 2011, para teknisi di Twitter menyatakan bahwa mereka telah beralih dari Ruby on Rails ke server Java yang mereka sebut Blender.


Tugas Individu-7 TECHNOPRENEUR